Laman

Selasa, 09 Maret 2010

MENAHAN CINTA TAK TERBALAS

Dinda, anak fakultas ekonomi akuntansi. Di semester pertama itu Dinda banyak mengenal teman baru, salah satu diantaranya yaitu Raimon,biasa dipanggil Re. Dinda, adalah gadis yang pendiam. Dia hanya diam, mendengar dan mengerjakan apa yang seharusnya ia kerjakan. Itu yang terlihat ketika ia berada di kampus, entah itu memang sifatnya atau dia sedang tidak segan banyak bicara. Setelah Re banyak mendengar curhat Dinda. Akhirnya Re mengerti kenapa Dinda tak banyak bicara. Yaitu kerena Dinda sedang sakit. Sakit yang diderita Dinda hanyalah letih dan lesu, lalu Re menyarankan untuk selalu sarapan sebelum berangkat ke kampus. Selain kerena sakit, ternyata Dinda tidak banyak bicara kerena Dinda tidak suka bercanda yang berlebihan. Dindapun orangnya sensitif. Namun Re sangat mengerti bagaimana Dinda, kerena Dinda selalu mencurahkan hatinya terhadap Re. Re selalu mengajaknya mengobrol hingga membuat Dinda tertawa. Hari demi hari terlewati. MeReka jalani hari dengan saling bersama. Dindapun menyukai canda tawanya. Hingga akhirnya Dinda merasa senang bersamanya, bercanda, ngobrol, ataupun bermain bersama. Dinda saat itu tak bisa mengendalikam emosinya. Dindapun tak mampu mengontrol sikap dan perasaannya. Setelah Dinda tahu kalau dirinya menyukai Re. Dinda yang saat itu dilanda cinta tak kuasa menahan kata-kata itu, "aku suka dan aku senang berada didekatmu, dan aku sayang kamu". Dan Re mengatakan "aku juga sayang kamu kuk". Tentu Dinda semakin merasa bahagia. Dan terus menyampaikan apa yang ada didalam hatinya kepada Re. Tetapi Re tidak menanggapi apa yang Dinda sampaikan. Namun, Re hanya mengatakan bahwa akan bicara padanya esok hari. Malam itu Dinda tidak bisa tidur membayangkan sosok Re yang disukainya itu. Keesokan harinya Dinda tak sabar menunggu Re berbicara, kerena saat itu Re sedang asyik mengobrol dengan teman-temannya. Dinda menunggu hingga jam makan siang usai. Meskipun Dinda menyukainya, namun Dinda tetap kesal menunggunya berbicara. Setelah Dinda membalas senyuman Re dengan sinis, Re sadar ingin mengatakan sesuatu terhadap Dinda. Lalu Re mengajaknya keluar. Ditangga samping kelas Dinda dan Re berbincang. Hati Dinda berdebar-debar. Namun setelah Re menjelaskan sesuatu, Dinda terkejut disertai rasa sesak kerena kecewa naun Dinda waktu itu berusaha untuk tetap tenang. Re menyampaikan bahwa Dinda adalah bagian dari dirinya. Re tak mau jika ada bagian dari dirinya yang hilang, meski hanya seorang teman namun tetaplah Re tak mau kehilangannya. Apa maksud perkataan Re itu? Re menjelaskan dengan pelan dan tenang bermaksud menjaga perasaan Dinda. Semasa pendidikannya di bangku sekolah menengah atas Re memiliki teman yang selalu membantunya ketika Re kesulitan dalam belajar. Ternyata Re pernah mengalami kejadian yang sama seperti yang dialaminya waktu itu. Teman SMA'nya menyukainya namun saat itu ia telah memiliki seorang kekasih dan Re menolak perasaan temannya itu. Lalu temannya tidak terima akan kelakuan Re dan memutuskan untuk menjauhi Re dan tidak lagi berteman dengan Re. Kejadian itu membuat Re terpukul kerena teman yang selalu membantunya disaat dia kesulitan akhirnya meninggalkannya. Kerena kejadian itu Re menjelaskan kepada Dinda dengan pelan dan tenang agar Dinda mengerti apa yang ada dalam pikirannya. Re berharap Dinda tidak menjauhinya seperti apa yang dilakukan temannya semasa sma itu. Dinda hanya diam dan tersenyum. Lalu Dinda mengatakan bahwa dia tidak akan menjauhinya, dan akan tetap menjadi temannya. Dinda menyuruh Re untuk segera masuk kelas saja kerena tidak mau berlama-lama membicarakan hal tersebut. Dinda menahan sesak tangisnya dan berusaha tidak mengeluarkan air mata. Dinda menyadari apa yang dilakukan akan merusak kebahagiaan orang lain yaitu pacarnya Re. Kerena Re juga menyampaikan bahwa ia masih menjalin hubungan dengan kekasihnya waktu itu.

Dinda berusaha melupakan pujaannya itu. Berusaha untuk tidak mencintainya. Berusaha untuk menjaga perasaannya agar tidak terpikat lagi padanya. Dinda berusaha cuek tapi tak bisa, hal itu hanya membuatnya semakin sakit. Akhirnya Dinda memutuskan untuk tidak memikirkan perasaannya terhadap Re. Dinda jalani hari dengan apa adanya. Dan Dinda semakin tertutup oleh siapa saja. Memang dari awal Dinda orangnya tertutup. Hanya kepada Re saja ia mencurahkan perasaannya. Apapun massalahnya dan apapun susana hatinya. Sekarang Dinda segan ingin bercurhat kepada Re, kerena Dinda takut akan terpikat lagi padanya. sungguh begitu dalam perasaan Dinda saat itu. Namun Dinda mencoba untuk tetap tegar. Re selalu mengajaknya belajar bersama teman-temannya. Dindapun mau untuk menjaga persahabatannya. Agar Re tidak tersakiti jika Dinda berusaha untuk jauh. Kerena bagaimanapun Dinda tidak ingin mengganggu hubungan Re dengan pacarnya. Dan kerena kegiatan itu membuat Dinda lebih santai menjalani hari-harinya. Belajar bersama, entah dikampus atau ditempat-tempat umum seperti mal Restauran ataupun perpustakaan. Sambil belajar Dinda juga menikmati canda tawa para sahabat. kerena itu, Dinda sedikit bisa melupakan perasaannya terhadap Re. Dinda dan Re pun tetap menjadi sahabat. Begitu juga dengan sahabat yang lainnya.

Suatu ketika Dinda melirik Re yang sedang asyik ngobrol dengan teman-temannya. Saat itu Re sedang tersenyum lepas. Dan Dindapun tersenyum. Dalam hati Dinda senang melihat senyum lepasnya. Meski mencoba untuk tidak mencintainya, namun rasa kagumnya tak pernah hilang. Re yang selalu menolong, selalu memberikan semangat, dan selalu membuat semua orang tersenyum, Dinda takan melupakan hal itu. Disisi lain Dinda merasakan sakit kerena teringat bahwa Dinda tidak bisa memilikinya. Sungguh sakit persaan itu. Sekali dalam seumur hidupnya merasakan tidak terbalasnya cintanya. Dinda menyadari bahwa cinta memang tak harus memiliki seperti yang banyak orang kemukakan. Semenjak ia jatuh cinta, tak pernah ia ditolak oleh seorang lelaki, bahkan dia yang sering menolak lelaki yang ingin mencintainya, Dan Dinda sadar, begitu sakit perasaan orang yang ditolaknya dan perasaan orang yang pernah diputusnya secara sepihak. Dari situ Dinda mencoba untuk menerima, mungkin ini memang harus terjadi agar dirinya bisa merasakan sakitnya perasaan orang yang dulu pernah tersakiti olehnya. Jika mengingat hal tersebut Dinda selalu tersenyum untuk menyegarkan pikiran dan perasannya.

Dinda saat ini telah berfokus pada study'nya. Dinda berusaha semaksimal mungkin. Dan soal cinta, kini dinda berusaha untuk tidak memikirkannya, meski sering orang yang meliriknya dengan tatapan penuh cinta. Setiap melihat lirikan seorang lelaki, dinda langsung menundukan pandangannya, bermaksud menghindar dari tatapan yang memungkinkan timbulnya cinta lagi. Meski begitu, Dinda tidak bermaksud anti dengan laki-laki. Dinda hanya menunggu dengan profesional kapan dinda akan memikirkannya(urusan asmara) lagi.

Goodluck Dinda. Semoga study'mu sukses. Dan kau mendapatkan cinta yang utuh tepat sesuai waktu yang kau inginkan.

1 komentar: